Jumat, 27 Juli 2012

Anak Muda Merupakan Kelompok Paling Rentan Terkena HIV


Anak Muda Merupakan Kelompok Paling Rentan Terkena HIV


BKKBN, Jakarta. Selasa 22 Mei 2012 : Dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH, Sekretaris Nasional Komisi Penanggulangan Aids Indonesia (KPAI) mengatakan bahwa anak muda berumur 15-29 tahun adalah kelompok paling rentan terkena HIV.

Berdasarkan laporan terakhir nasional sebagai tindak lanjut Deklarasi Komitmen terhadap Masalah HIV/AIDS yang dikeluarkan oleh KPAI dan UNAIDS bulan ini, indikasi cara paling dominan penularan HIV di Indonesia yaitu melalui hubungan seks yang tidak aman terutama dengan pasangan yang berganti-ganti.

"Epidemik HIV telah berganti; di masa lalu, kebanyakan infeksi baru didapatkan melalui penggunaan narkoba melalui jarum suntik. Sekarang, sebagian besar infeksi baru berasal dari hubungan seksual," tuturnya dalam seminar ‘Di Balik MDGs: Peran Indonesia Sebagai Negara Berpenghasilan Menengah dalam Mengatasi Masalah dan Hak Seksual dan Kesehatan Reproduktif' yang diselenggarakan bersama Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs (KUKPRI-MDGs), Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), UNAIDS dan UNFPA.,di Jakarta Senin (21/5).

,Nafsiah Mboi menyetujui bahwa diperlukan perubahan strategi nasional untuk mengatasi masalah tersebut.

Berbagai masalah kesehatan reproduksi dan seksual lebih lanjut kata Nafsiah Mboi, merupakan dasar dari permasalahan kesehatan di Indonesia yang menghambat terwujudnya masyarakat Indonesia sejahtera yang ditargetkan dapat tercapai pada tahun 2015.

Prof. Dr.dr.Nila Moeloek, SpM (K) yang menjadi pemicara kunci dalam kesempatan tersebut menambahkan,"Meskipun angka kematian ibu dan anak serta HIV/AIDS semakin tinggi, KUKPRI MDGs tetap optimis karena kami percaya masih banyak pihak-pihak yang telah melakukan berbagai aksi untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi dan seksual di lingkungannya masing-masing. Usaha-usaha yang sporadis ini perlahan akan diintegrasikan sehingga dapat menjadi model pelayanan kesehatan primer yang dapat diadopsi di tempat lainnya di Indonesia."

"Menyambut tahun 2015, kita tetap perlu mengingat bahwa secara global kita bergerak menuju kerangka kerja pembangunan berkelanjutan; di mana aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan merupakan tiga pilar utamanya. Keterpaduan antara kesemua aspek tersebut serta harmonisasi dan integrasi antar sektor dari berbagai pihak akan menjadi penggerak utama dalam mengurangi kesenjangan yang ada di Indonesia," tambah Prof. Dr.dr.Nila Moeloek, SpM (KKB1).