Jumat, 30 Desember 2011
BAHAYA NAPZA
NARKOBA Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari ‘Narkotika, alkohol,Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik “narkoba” atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya.
Rabu, 28 Desember 2011
PANDUAN PENGELOLAAN PIK-REMAJA
Buku Panduan ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas pengelolaan dan pelayanan PIK Remaja dalam rangka peningkatan pencapaian tujuan PIK Remaja. Sedangkan tujuan dari PIK Remaja itu sendiri adalah untuk memberikan informasi PKBR, Pendewasaan Usia Perkawinan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling dan rujukan PKBR. Disamping itu untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan lain yang khas, sesuai dengan minat dan kebutuhan remaja untuk mencapai Tegar Remaja dalam rangka Tegar Keluarga guna mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.
untuk lebih lanjun teman teman bisa download di sini
untuk lebih lanjun teman teman bisa download di sini
panduan pengelolaan PIK-Remaja.rar download
Senin, 26 Desember 2011
Tips Mempersiapkan Diri Sebelum Pernikahan
1. Kendalikan Keuangan
Uang merupakan hal yang sangat penting, tak jarang pula uang bisa menyebabkan pertengkaran dalam pernikahan. Jika selama pacaran Anda dan pasangan banyak menghabiskan uang untuk berkencan, kini Anda harus mengontrol uang dengan baik demi membayar tagihan rumah tangga. Buat kesepakatan mengenai berapa banyak uang yang harus dibayar dan siapa yang membayar. Ada baiknya hal ini dibicarakan dengan pasangan sebelum acara pernikahan agar tidak terjadi kesalahpahaman di kemudian hari.
2. Belajar Berkomunikasi Dengan Baik
Komunikasi yang efektif itu sangat diperlukan dalam sebuah hubungan. Apabila ada salah komunikasi, maka bisa timbul permasalahan yang rumit. Ingat, mengharapkan pasangan tahu keinginan Anda dengan sendirinya, sama sekali bukan cara berkomunikasi yang baik. Cobalah untuk terus memperbaiki cara berbicara dan mendengarkan yang baik agar pasangan mengerti apa yang Anda inginkan serta yang tidak.
3. Memiliki Hubungan dengan Tuhan
Salah satu fondasi dalam pernikahan adalah Tuhan. Ketika Anda dan pasangan mengucap janji pernikahan, Anda berdua sedang berhadapan dengan yang Maha Kuasa. Tujuan menikah karena beribadah, tentu bisa membantu meyakinkan diri Anda untuk menghadapi dunia pernikahan.
sumber : http://www.wolipop.com/read/2011/09/04/125826/1715235/854/tips-mempersiapkan-diri-sebelum-pernikahan
Minggu, 25 Desember 2011
Perasaan dan Harapan Remaja Pria Saat Memasuki Pubertas
Masa remaja suatu tahap dalam perkembangan manusia, merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yang diawali dengan pubertas. Pubertas ditandai dengan perubahan besar pada biologis yang menjadikan remaja mahluk social dan mampu bereproduksi. Pada remaja pria, perubahan yang terjadi adalah peristiwa ejakulasi pertama (spermarche) dan juga perubahan seks sekunder, seperti kumis, suara yang menjadi lebih besar dan dalam, rambut di kemaluan, dan ketiak, kulit berminyak, dan sebagainya.
Pubvertas merupakan priode yang singkat, namun bagi sebagian orang dianggap sebagai priode yang sulit bagi remaja dan mempengaruhi keadaan fisik and psikologis remaja di masa selanjutnya. Sehingga membutuhkan penyesuaian diri yang baik. Di Indonesia, pentingnya pemberian pendidikan seks pada remaja masih dipengaruhi mitos tradisional yaitu dapat meningkatkan perilaku seksual. Sedangkan Kuther (2000), menyatakan persiapan secara psikologis yang di berikan pada remaja sebelum mereka memasuki masa pubertas menentukan sikap dan perasaan mereka terhadap peristiwa yang terjadi pada masa tersebut. Selain itu ketika kita membicarakan pubertas, anak perempuan cenderung untuk memperoleh perhatian yang lebih besar. Ini terlihat dari penelitian ataupun pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan pubertas remaja pria yang hampir tidak ada.
Oleh karena itu, agar dapat memberikan informasi sebagai persiapan memasuki pubertas yang tepat dan sesuai kebutuhan remaja, perlu diketahui perasaan dan harapan yang timbul pada mereka saat memasuki pubertas.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai perasaan dan harapan remaja pria yang timbul saat mereka memasuki pubertas. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode wawancara. Subyek penelitian adalah remaja pria yang telah memasuki usia pubertas dalam kurun waktu hingga dua tahun, sehingga diharapkan mereka telah mengalami spermarche dan perubahan seks sekunder. Selain itu subyek mendapat pendidikan seks, sebelum ataupun setelah memasuki pubertas.
Pada umumnya, selain terjadi perubahan biologis dan fisik, terjadi juga perubahan psikologis, yaitu sikap dan perilaku yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar mereka (Sprinthall, 1995). Selain itu perubahan tersebut juga di pengaruhi oleh perasaan yang timbul dalam diri mereka mengenai peristiwa yang dialami saat memasuki pubertas, seperti perasaan yang positif, negatif, ataupun gabungan dari kedua perasaan tersebut.
Setelah memasuki pubertas, dalam diri mereka juga timbul harapan, yang merupakan keinginan untuk mencapai tujuan atau keadaan tertentu.
Hasil penelitian ini secara umum, meskipun subyek telah mendapat pendidikan seks, pengetahuan mereka tentang seksualitas remaja kurang. Subyek juga merasa kurang dipersiapkan sebelum memasuki pubertas. Perasaan yang timbul terhadap spermarche pada setengah jumlah subyek adalah perasaan negatif berupa perasaan takut, bingung dan cemas. Sedangkan pada sebagian subyek lainnya adalah perasaan positif, karena tanda mulai dewasa.
Subyek merasakan adanya perubahan sikap dan perilaku setelah memasuki pubertas. Pada umumnya perubahan sikap dan perilaku yang terjadi timbul karena dipengaruhi oleh perubahan perlakuan yang diterima subyek dari lingkungan sekitar mereka.
Subyek juga tidak merasa terganggu dengan keadaan mereka yang early atau late maturers, seperti yang dikemukakan dalam beberapa literatur, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada remaja pria di luar Indonesia.
Harapan yang dikemukakan oleh sebagian besar subyek lebih berorientasi pada diri sendiri dan lingkungan terdekat mereka seperti keluarga, teman, dan sekolah.
Dari penelitian yang dilakukan, penulis menyarankan untuk memberikan pendidikan seks pada remaja pria, sebelum mereka memasuki pubertas sesuai dengan tingkat perkembangannya. Pemberian penyuluhan pada orangtua dan pendidik dalam memberikan pendidikan seks pada remaja pria juga disarankan agar mereka mengetahui pentingnya pendidikan seks dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan sesuai yang dibutuhkan remaja. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan untuk melihat perasaan dan harapan orangtua saat anak memasuki pubertas dan persiapan mereka menghadapi pubertas anak. Penelitian juga dapat diperluas dengan membandingkan remaja pria dari tingkat sosial ekonomi yang berbeda, serta meneliti cara remaja pria mengatasi dorongan seks yang timbul dan perilaku seksnya.
Langganan:
Postingan (Atom)